Minggu, 30 Oktober 2011


Oct 6, 2011
eri bowo

Sejarah Linux – Asal Mula Linux


Sebelum kita berkenalan dengan Ubuntu, alangkah baiknya kita sedikit mengenal biangnya  terlebih dahulu, yaitu Linux. Apa sih Linux itu? Linux adalah “seonggok” kernel yang diciptakan oleh Linus Torvalds. Terus gimana ceritanya kok om linus bisa iseng banget bikin kernel? Nah begini cerita singkatnya.
Pada 26 desember 1969 di helsinki, finlandia lahirlah seorang anak jenius yang diberi nama Linus Benedict Torvalds. Bakatnya dibidang komputer mulai terlihat ketika ia menginjak usia 10 tahun. Pada saat itu, linus menjadi asisten kakeknya yang merupakan seorang profesor statistik di universitas helsinki (wah ternyata memang keturunan keluarga ilmuwan). Linus mempelajari program dasar pemrograman dari buku manual komputer kakeknya  Commodore VIC-20 (ini nama komputernya lho, bukan nama kakeknya). Seiring berjalannya waktu, linus-pun akhirnya diterima kuliah di Universitas Helsinki jurusan ilmu komputer.
Setelah mendapatkan pelajaran tentang UNIX dan pemrograman C, linus membeli PC pertamanya. Pada masanya terdapat sistem operasi yang terkenal dan sangat menarik minatnya yaitu UNIX. Sayangnya sistem operasi yang dikontrol oleh perusahaan AT&T itu sangatlah mahal, dan source codenya (sumber kode program) sudah tidak lagi tersedia secara bebas. Sebagai alternatif, Linus kemudian mencoba sistem operasi MINIX (akronim dari MInimal uNIX), yang merupakan tiruan sederhana dari sistem operasi UNIX.
MINIX dibuat oleh Dr. Andrew Tanenbaum untuk mengajar mahasiswanya tentang cara kerja internal sistem operasi. Tanenbaum adalah seorang ahli komputer yang teman nongkrongnya terdiri dari para perancang sistem UNIX dan pengarang bahasa C. Sebagai alat pengajaran, Tanenbaum tidak ingin MINIX tumbuh menjadi terlalu rumit, sehingga ia seringkali menolak permintaan untuk menambah fitur dan fungsi. Source code MINIX sendiri tersedia di buku dan disket yang dapat dibeli, akan tetapi hak distribusi dan penggandaannya dikendalikan oleh penerbit buku Prentice Hall.
Kurangnya fitur dan kebijakan source code MINIX yang “lihat boleh, obok-obok jangan” membuat Linus frustasi. Terinspirasi oleh buku Tanenbaum, ia lalu terdorong untuk membuat sistem operasi baru yang serupa dengan MINIX, namun tidak memiliki keterbatasan fitur ataupun hak penggandaan. Ambisi Linus ditambah dengan kejeniusannya memang akhirnya benar-benar menghasilkan sesuatu, yaitu sebuah inti sistem operasi (kernel) bernama Linux (akronim dari Linus’ MINIX) yang bisa digunakan walaupun mempunyai kemampuan yang masih sangat terbatas.
Tindakan selanjutnya dari Linus yang sangat tepat adalah mengirimkan email yang mengharapkan kerjasama komunitas dengan bahasa yang tidak menyombongkan diri (sesuatu yang jarang dilakukan oleh anak muda yang merasa dirinya pintar). Berikut kutipan pesan dari linus yang sangat terkenal itu:
From : torvalds@klaava.Helsinki.FI (Linus Benedict Torvalds)
Newsgroups : comp.os.minix
Subject : What would you like to see most in minix?
Summary : small poll for my new operating system
Message-ID :<1991Aug25.205708.9541@klaava.Helsinki.FI>
Date : 25 Aug 91 20:57:08 GMT
Organization : University of Helsinki

Hello everybody out there using minix – I’m doing a (free) operating system (just a hobby, won’t be big and professional like gnu) for 386(486) AT clones. This has been brewing since april, and is starting to get ready. I’d like any feedback on things people like/dislike in minix, as my OS resembles it somewhat (same physical layout of the file-system (due to practical reasons) among other things). I’ve currently ported bash(1.08) and gcc(1.40), and things seem to work. This implies that I’ll get something practical within a few months, and I’d like to know what features most people would want. Any suggestions are welcome, but I won’t promise I’ll implement them :-) Linus (torvalds@kruuna.helsinki.fi)

PS. Yes – it’s free of any minix code, and it has a multi-threaded fs. It is NOT protable (uses 386 task switching etc), and it probably never will support anything other than AT-harddisks, as that’s all I have :-( .
Tidak disangka, pesan dari Linus ini mendapatkan respon dan tanggapan yang sangat luar biasa, yang bahkan tidak pernah terpikirkan oleh Linus sendiri. Programmer-programmer yang hebat saling bahu-membahu mengembangkan kernel sistem operasi baru rintisannya sampai menjadi sebuah sistem operasi yang siap digunakan.
Sampai sekarang programmer-programmer dari berbagai komunitas bergotong royong bahu membahu untuk mengembangkan sistem operasi ini, sehingga tidak heran jika sekarang terdapat banyak sekali distro-distro Linux yang beredar (termasuk salah satunya adalah UBUNTU). Sistem Operasi Linux sangatlah beragam. Ada yang gratis dan ada pula yang berbayar, ada yang untuk pengguna advance namun banyak juga untuk yang pemula. Satu hal yang pasti adalah komunitas-komunitas ini semakin besar sehingga pengembangannya pun berjalan kearah yang lebih baik, bahkan saat ini sebagian dari distro-distro Linux sudah mampu bersaing dengan sistem operasi berbayar

Sabtu, 29 Oktober 2011

Apa itu LINUX?

Apa Linux itu?

Linux adalah sebuah program open source yang gratis di bawah lisensi GNU, sistem operasi 32-64 bit, yang merupakan turunan dari Unix dan dapat dijalankan pada berbagai macam platform perangkat keras mulai dari Intel (x86), hingga prosesor RISC. Linux sebagai program open source yang gratis Salah satu yang membuat Linux terkenal adalah karena gratis. Dengan lisensi GNU (Gnu Not Unix) Anda dapat memperoleh program, lengkap dengan kode sumbernya (source code). Tidak hanya itu, Anda diberikan hak untuk mengkopi sebanyak Anda mau, atau bahkan mengubah kode sumbernya.Dan itu semua legal dibawah lisensi. Meskipun gratis, lisensi GNU memperbolehkan pihak yang ingin menarik biaya untuk penggandaan maupun pengiriman program. Lisensi lengkap dari GNU, dapat Anda baca di Lampiran III. Penerjemahan lisensi GNU ke dalam Bahasa Indonesia, saat buku ini disusun masih dilakukan.

Catatan :

Literatur lengkap tentang GNU dapat Anda baca di situs web mereka yaitu http://www.gnu.org.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Anda dapat memperoleh Linux tanpa harus membayar sama sekali. Jika Anda harus membayar tiap kali instal perangkat lunak di lain komputer, maka dengan Linux Anda dapat menginstalnya dimana saja tanpa harus membayar lisensi. Kebebasan yang paling penting dari Linux, terutama bagi programmer dan administrator jaringan, adalah kebebasan memperoleh kode sumber (source code) dan kebebasan untuk mengubahnya. Ini berimplikasi pada beberapa hal penting. Pertama keamanan, yang kedua dinamika.
Jika perangkat lunak komersial tidak memperkenankan Anda untuk mengetahui kode sumbenya maka Anda tidak akan pernah tahu apakah program yang Anda beli dari mereka itu aman atau tidak (sering disebut security by obscurity). Hidup Anda di tangan para vendor. Dan jika ada pemberitahuan tentang bug dari perangkat lunak komersial tersebut, seringkali sudah terlambat. Dengan Linux, Anda dapat meneliti kode sumbernya langsung, bersama dengan pengguna Linux lainnya. Berkembangnya pengguna Linux sebagai komunitas yang terbuka, membuat bug akan cepat diketahui, dan secepat itu pula para programmer akan memperbaiki programnya. Anda sendiri juga yang menentukan kode yang cocok sesuai dengan perangkat keras maupun kebutuhan dasar perangkat lunak lainnya untuk dapat diimplementasikan. Ibarat sebuah mobil, Anda bisa memodifikasi sesukanya, bahkan hingga mesin sekalipun, untuk memperoleh bentuk yang diinginkan.
Keterbukaan kode sumber juga memungkinkan sistem operasi berkembang dengan pesat. Jika sebuah program dengan sistem tertutup dan hanya dikembangkan oleh vendor tertentu, paling banyak sekitar seribu hingga lima ribu orang. Sedangkan Linux, dengan keterbukaan kode sumbernya, dikembangkan oleh sukarelawan seluruh dunia. Bug lebih cepat diketahui dan program penambalnya (patch) lebih cepat tersedia. Pendekatan pengembangan sistem operasi ini disebut Bazaar. Kebalikannya sistem Chatedraal sangat tertutup dan hanya berpusat pada satu atau dua pengembang saja.
Sebagai tambahan, Linux menyediakan bahasa pemrograman gratis, lengkap dengan kompilernya, maupun program pembantunya. Beberapa diantaranya adalah :

  • ADA
  • BASIC
  • C
  • C++
  • Expect
  • FORTRAN
  • GTK, untuk membuat aplikasi GUI di Linux
  • PASCAL
  • Phyton
  • Skrip Shell
  • TCL
  • Perl (The Practical Extraction and Report Language), sering dipakai untuk membuat skrip CGI di web.